MDS (Management Discussion Series) 3#: Kerjasama Dengan Prodi MPI S2 UNESA

YOGYAKARTA , 14 JUNI 2025 , Menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, Program Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama Program Magister Manajemen Pendidikan (MP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sukses menyelenggarakan Management Discussion Series (MDS) #3 pada hari Sabtu, 14 Juni 2025. Mengusung tema "Katalisator Perubahan: Praktik-Praktik Kepemimpinan Transformasional di Dunia Pendidikan", webinar ini mengupas secara mendalam pentingnya peran pemimpin sebagai agen transformasi di lembaga pendidikan.

Acara ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa di era disrupsi, dunia pendidikan tidak dapat lagi dikelola dengan cara-cara konvensional. Dibutuhkan pemimpin yang tidak hanya mampu menjaga sistem, tetapi juga berani mentransformasikannya.

Diskusi dibuka oleh moderator yang berasal dari magister MP UNESA, yang memberikan pengantar tentang urgensi perubahan dalam lanskap pendidikan saat ini. Acara yang dimoderatori oleh Rio Danu Wicaksono, S.T. ini menghadirkan para pakar dan praktisi, yaitu Dr. Nur Saidah, M.Pd. (Kaprodi Magister MPI UIN Sunan Kalijaga), dan Dr. Akhmad Khamdi, S.Pd., M.Pd. (Kaprodi MP UNESA), serta dua pemateri utama, Aditya Ayu Wardani, S.Pd.Gr., dan Finan Ahsani Taqwim, B.A.

Aditya Ayu Wardani dalam paparannya menegaskan bahwa kepemimpinan transformasional bukanlah soal jabatan, melainkan tentang pengaruh yang lahir dari visi, keteladanan, dan keberanian. Ia menguraikan empat pilar utama kepemimpinan transformasional yang dirumuskan oleh Bass dan Riggio (2006), yaitu Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, dan Individualized Consideration.

"Kepemimpinan transformasional adalah seni membangun arah perubahan dan memberdayakan potensi manusia, bukan sekadar mengelola sumber daya," ujar Aditya, mengutip pemikiran James MacGregor Burns.

Untuk memberikan gambaran nyata, Aditya Ayu Wardani memaparkan studi kasus keberhasilan praktik kepemimpinan transformasional di MA Nurul Jadid Probolinggo dan MA Amanatul Ummah Mojokerto. Studi tersebut menunjukkan bagaimana seorang kepala madrasah yang visioner mampu mengintegrasikan kurikulum, mendorong pelatihan guru yang inovatif, dan menata SDM berbasis kompetensi hingga berhasil meningkatkan daya saing lembaga secara signifikan. Di MA Nurul Jadid, misalnya, pemimpin tampil sebagai panutan (Idealized Influence) dan mengomunikasikan visi dengan bahasa yang menggugah (Inspirational Motivation).

Sementara itu, Finan Ahsani Taqwim menyoroti transformasi kelembagaan di lingkungan Kementerian Agama. Ia menekankan bahwa teori transformasi konvensional seringkali tidak cukup, sehingga diperlukan adanya sentuhan spiritualitas dalam kepemimpinan. Salah satu contoh transformasi yang dibahas adalah inisiatif "Pesantren Ramah Anak" yang mencakup perubahan pada aspek kelembagaan, kurikulum, dan metode pengajaran.

Dr. Nur Saidah, Kaprodi Magister MPI UIN Sunan Kalijaga, menyatakan, "Kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi akademik untuk menjawab kebutuhan riil di lapangan. Kami berharap forum ini dapat melahirkan para pemimpin pendidikan masa depan yang siap menjadi katalisator perubahan, sebagaimana tema yang kita usung."

Menambahkan hal tersebut, Dr. Akhmad Khamdi, Kaprodi MP UNESA, menyampaikan, "Kepemimpinan transformasional bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan di tengah dinamika saat ini. Diskusi lintas kampus seperti ini sangat penting untuk memperkaya wawasan mahasiswa dan praktisi pendidikan dalam menghadapi tantangan struktural maupun kultural, seperti regulasi yang terkadang belum luwes."

Diskusi ini menyimpulkan bahwa transformasi pendidikan tidak selalu bergantung pada anggaran yang besar, melainkan pada kekuatan visi, pengaruh nilai, dan keberanian untuk memulai perubahan dari dalam. (eka r)