Kuliah Umum (Transformasi Pendidikan Islam di Era Digital) Magister MPI Bekerjasama Dengan Pascasarjana UMALA Lampung Digelar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Yogyakarta, 26 Juni 2025 - Program Pascasarjana Universitas Ma'arif Lampung (UMALA) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan kuliah umum bertema "Transformasi Pendidikan Islam di Era Digital: Antara Spiritualitas, Inovasi dan Manajemen" di Gedung Aula Pertemuan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada hari Kamis, 26 Juni 2025.

Kegiatan yang dihadiri oleh 100 mahasiswa pascasarjana UMALA ini dipimpin langsung oleh Direktur Pascasarjana, Prof. Subandi, MM., yang membawa serta delapan orang dosen dalam rombongan kunjungan akademik tersebut. Acara menghadirkan dua narasumber berkompeten, yaitu Irwanto, M.Pd sebagai Sekretaris Prodi MMPI UIN SUKA dan Dr. Adhi Setiyawan, M.Pd sebagai Sekretaris Prodi MPAI UIN SUKA. Acara dipandu oleh moderator Aldi Ferdiansyah, S.Pd, mahasiswa MMPI yang juga berperan dalam memfasilitasi diskusi interaktif antara narasumber dan peserta.

Kuliah umum ini hadir sebagai respons terhadap tantangan transformasi pendidikan Islam di era digital yang semakin kompleks. Dr. Adhi Setiyawan dalam paparannya menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran Islam, termasuk pemanfaatan blended learning yang menggabungkan keunggulan pembelajaran online dan onsite. Beliau juga menjelaskan bagaimana pengembangan artificial intelligence dan media sosial dapat dioptimalkan untuk mendukung pembelajaran berbasis cybergogik dalam konteks pendidikan Islam.

Sementara itu, Irwanto, M.Pd memfokuskan pembahasan pada aspek manajemen lembaga pendidikan di era digital. Dalam presentasinya, beliau menguraikan konsep pendidikan non-formal sebagai alternatif pembelajaran yang fleksibel, mulai dari kursus, sanggar seni, les musik, hingga bimbingan belajar yang dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat. Irwanto juga membagikan 10 faktor kesuksesan berdasarkan riset Thomas J Stanley yang melibatkan 1001 responden, di mana 733 di antaranya adalah miliuner, meliputi kejujuran, disiplin keras, kemampuan bergaul, dukungan pendamping, kerja keras, kecintaan pada profesi, kepemimpinan, kepribadian kompetitif, kemampuan menjual ide, dan kehidupan yang teratur.

Kegiatan ini juga mengeksplorasi realitas tantangan pendidikan Islam kontemporer, termasuk bagaimana Indonesia, khususnya UIN Sunan Kalijaga, menjadi negara terdepan dalam riset Islamic education berdasarkan data Scopus dan SINTA (Science and Technology Index). Para peserta mendapat wawasan mendalam tentang pengembangan sistem e-resources untuk setiap dosen dan pentingnya integrasi-interkoneksi yang lebih dalam antara dunia fisik, digital, dan substansi keilmuan Islam.

Kuliah umum ini tidak hanya memberikan perspektif teoritis, tetapi juga solusi praktis dalam menghadapi era digital. Para narasumber menyampaikan strategi pemasaran lembaga pendidikan melalui konsep segmentasi, targeting, dan positioning yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. Diskusi juga mencakup pentingnya pendidikan non-formal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi melalui sistem pendidikan formal, memberikan akses pendidikan untuk semua, relevansi dengan dunia nyata, mengatasi kesenjangan pendidikan, mendukung pembelajaran seumur hidup, meningkatkan kualitas hidup, dan menyediakan alternatif pendidikan yang fleksibel.

Kegiatan yang berlangsung penuh antusiasme ini diharapkan dapat memberikan bekal bagi mahasiswa pascasarjana UMALA dalam mengembangkan kompetensi mereka di bidang pendidikan Islam yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Kolaborasi antara UMALA dan UIN Sunan Kalijaga ini juga menjadi bukti komitmen kedua institusi dalam memajukan pendidikan Islam Indonesia yang berkualitas dan inovatif.

Kuliah umum ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat jaringan akademik dan pertukaran pengetahuan antar perguruan tinggi Islam di Indonesia, sekaligus mempersiapkan generasi pendidik yang mampu menghadapi tantangan pendidikan Islam di era digital dengan tetap mempertahankan nilai-nilai spiritualitas dan tradisi keilmuan Islam yang autentik. (erick)